Aku udah sempet nyinggung tentang Eling Bening di postingan pertama aku yang udah dari jaman bahula,
Kisah Pertama: Bus Trans Jateng dan Mas BRT Berkacamata
Yang belum baca, boleh lah dibaca-baca dulu. Bukan apa-apa sih biar afdol aja gitu (read: biar nambah views, blogger baru banci views)
Kenapa aku bilang jaman bahula?
Soalnya postingan itu udah aku publish sejak beberapa bulan yang lalu, dan postingan ini rencanya bakal jadi postingan kedua. Tapi itu semua cuma rencana karena Emma nemu bahan tulisan yang lain dan tulisan ini kayak semacam stuck di tengah jalan.
Dan baru dilanjutin akhir-akhir ini karena rasanya kayak dapet ilham gitu huhuhu... u,u
Oke,
Kisah Pertama: Bus Trans Jateng dan Mas BRT Berkacamata
Yang belum baca, boleh lah dibaca-baca dulu. Bukan apa-apa sih biar afdol aja gitu (read: biar nambah views, blogger baru banci views)
Kenapa aku bilang jaman bahula?
Soalnya postingan itu udah aku publish sejak beberapa bulan yang lalu, dan postingan ini rencanya bakal jadi postingan kedua. Tapi itu semua cuma rencana karena Emma nemu bahan tulisan yang lain dan tulisan ini kayak semacam stuck di tengah jalan.
Dan baru dilanjutin akhir-akhir ini karena rasanya kayak dapet ilham gitu huhuhu... u,u
Oke,
Ini bukan review tentang tempat wisata sih, selain nggak begitu lengkap juga memang karena tujuan utama aku itu nyobain Trans Jateng, tapi masa iya jauh-jauh ke Bawen terus pulang? Maka dari itu satu hari sebelum berangkat aku sempet searching tentang tempat wisata yang deket sama terminal Bawen, karena ini tempat pemberhentian terakhir.
Setelah baca-baca beberapa artikel, ketemulah si Eling Bening ini.
Kenapa aku menjatuhkan pilihanku ke Eling Bening? Karena harus memenuhi beberapa syarat, yaitu deket sama terminal Bawen, dan harus mudah dijangkau transportasi umum. Because Emma jalan-jalan sendiri brooohh, backpacker ala-ala gitu ceritanya. Dan satu hal lagi yang penting untuk anak kos macam Emma ini, tiket masuknya nggak boleh mahal, hahaha.
Setelah fix dengan tujuan, aku mulai buat rencana keberangkatan yaitu hari selasa tanggal 25 Juli 2017, tapi berkat pemikiran seorang Emma yang terkadang luar biasa impulsif, akhirnya berangkat hari kamis tanggal 20 Juli 2017 haha, udah lama banget kan? keren kan? Nggak ya? Yaudah gpp, Emma mah apa atuh...
Cuma butiran choco chips goodtime.
Cuma butiran choco chips goodtime.
Hari kamis sekitar jam 7 pagi, berangkat dari kos ke halte di stasiun Tawang naik gojek, karena semenjak ngampus dan ngekos, emang kemana-mana naik gojek. Sampai di Tawang, lanjut naik Trans Jateng dong. Bus berangkat dari Tawang sekitar pukul setengah 8 pagi, jam segitu penumpang nggak terlalu banyak soalnya jam sibuk sudah lewat. Sekitar jam 9 pagi aku udah sampe di terminal Bawen.
Pertama kali lihat terminal Bawen, awalnya aku pikir itu kantor Dishub (silahkan ketawain Emma sepuasnya) soalnya ini pertama kalinya aku secara sadar pergi ke Bawen sendirian. Perlu digaris bawahi ya sadar dan sendiriannya. Kenapa aku mikir itu kantor Dishub? Soalnya gede dan bagus. Bukan bermaksud underestimate ya? Tapi kagum dengan pembangunannya, walau kayaknya belum sepenuhnya selesai, tapi terlihat nyaman dan passenger friendly.
Berhubung nggak bermaksud bahas terminal Bawen, jadi aku nggak punya foto-fotonya. Haha. Bukan males, cuma agak ngeles dikit aja kayak bajaj, huhuhu.
Tiba di terminal Bawen, aku sempet celingak-celinguk macam anak ilang yang nyari emaknya. Sempet bingung sejenak broh...
Buat kalian yang mau ke Eling Bening menggunakan transportasi umum, kalau udah di terminal Bawen, naik bus mini (tapi ternyata sebutan di sana isuzu bukan bus mini) arah Ambarawa, bilang aja sama kondekturnya mau ke Eling Bening. Tapi isuzu ini nggak berhenti tepat di depan Eling Bening, melainkan di pertigaan (apa gitu, lupa namanya) kalau dari terminal Bawen kiri jalan, jadi turun dari isuzu kita nggak perlu nyebrang-nyebrang lagi.
Buat kalian yang bawa kendaraan sendiri juga nggak perlu kuatir soalnya ada panah petunjuknya kok
ini fotonya aku ambil siang jam 2an pas mau balik, dan cuaca mendung, jadinya gelap-gelap syahdu gitu
Jarak dari pertigaan ke Eling Bening nggak jauh, cuma sekitar 200 meter berdasarkan papan penunjuk arah, tapi jalannya emang agak menanjak. Buat lau lau pada yang jarang olahraga, dijamin lumayan ngos-ngosan jalan sampe atas, soalnya Emma juga *oops, ketauan*
jalanan cukup menanjak, cuaca cukup panas tapi udara tetep sejuk gaes, jadi tetep enak buat jalan kaki, kayak di luar negeri gitu (gayanya kayak pernah keluar negeri)
I hope soon, amin
tak lama kemudian, di kiri jalan mulai nampak Eling Bening, sayang ketutup pohon
Kalau udah lihat tulisan Eling Bening dan memang bertujuan ke situ, jangan lupa belok kiri ya gaes? Soalnya kalau lurus terus Emma nggak tahu kalian akan mengarah kemana.
Gerbang masuk, di sebelah kanan gerbang adalah tempat parkir, kayaknya parkir motor. Waktu itu masih pagi, ditambah masih weekdays pula, jadi masih sepi, dan Emma cuma lihat beberapa motor yang parkir di lahan tersebut. Untuk mobil kayaknya bisa parkir di dalam.
Di gerbang masuk ada dua petugas, satu berada di dalam loket, yang satu lagi ada di luar. Meskipun jelas-jelas aku jalan sendirian dari jalan, tapi masih ditanyain "untuk berapa orang?" tapi sepersekian detik kemudian dijawab sendiri dengan sedikit tanda tanya, "satu ya?"
Rasanya pengen jawab, "Ya iyalah, kagak liat dari tadi jalan sendiri?"
Untungnya hal itu tidak benar-benar terjadi, karena Emma masih cukup waras untuk tidak melakukan hal-hal frontal semacam itu. Dan emma nggak mau dicap sebagai cewek baperan cuma karena ditanyain pertanyaan semacam itu. Sori la yaw, Emma woles walaw sendiri.
Pada akhirnya aku hanya menjawab dengan sebuah anggukan dan senyuman tipis. Iya, tipis banget.
untuk masuk ke Eling Bening kita harus membayar tiket seharga Rp 15.000,-/orang
aku nggak tahu harga tiket untuk turis mancanegara sama atau lebih mahal
biasanya sih gitu (read: lebih mahal)
lupa gak nanya XD
dan ini juga ema datengnya pas weekday, lagi-lagi lupa nanyain harga tiket waktu weekend XD
nah, yang ini bisa dituker sama air mineral.
nukernya dimana? di dalem area Eling Bening pastinya
bukan di alf*mart atau ind*m*ret terdekat loh yaaa
Masuk ke area Eling Bening, kesan pertama aku adalah, ya gitu, hahaha. Kalau dari ulasan yang aku baca dari internet sih, katanya tempatnya bagus, tapi kenyataannya, ya bagus juga sih.
Nggak perlu takut nyasar gaes, itu sudah ada penunjuk arah, tinggal kalian aja maunya apa. Bagi cowok yang jalan kesini sama ceweknya, mending kalian langsung pilih mau kemana, you know lah jawaban sejuta umat cewek kayak yang nulis postingan ini. Misal kalian nanya, "Sayang, mau liat pemandangan dulu atau apa?" lalu dengan santainya cewek jawab, "Terserah." #jlebb
Tapi tenang, nggak semua cewek kayak gitu kok. Cewek-cewek harap woles, emma tidak bermaksud membeberkan aib, hanya berusaha menyajikan sebuah fakta yang, yah begitulah.
Berhubung aku dateng kesini karena mau lihat pemandangan, ya aku pilih panorama gunung. Tapi aku nggak langsung belok, melainkan mengikuti satu jalan yang agak menurun dulu baru belok. Jadi resto juga mengarah ke kanan sama seperti panorama gunung, dan letak resto tersebut bertingkat, jadi tergantung kalian mau lihat panorama dari resto yang letaknya di atas atau di bawah.
Sampai di lokasi yang aku mau, dasarnya Emma jarang piknik jarang liat pemandangan, seringnya liat laptop dan drakor, jadilah seorang Emma ini speechless. Panorama gunung dan danau tersaji di depan mata secara langsung. Sayangnya pagi itu gunungnya agak tertutup kabut, jadi aku yang hanya bermodal kamera hp kesayanganpun pasrah, dan berusaha jepret-jepret sambil berharap hasilnya bagus.
viewnya bagus, samar-samar gunungnya masih kelihatan kok
Emma naik satu tingkat buat ambil foto ini, jadi foto yang sebelumnya itu emma ngambilnya dari posisi itu. Lokasinya kalo menurutku nggak disarankan buat anak-anak, soalnya itu kayak langsung bersinggungan sama jurang gitu, eh tapi bukan jurang juga sih, tapi ya gitu, you know what I mean kan?. Tapi nggak perlu kuatir, yang bawa anak-anak bisa di ajak main ke kolam atau ke playground aja.
pagi itu masih sepi, kursi-kursipun masih kosong, jadi Emma mah bebas mau foto kursi kosong juga
Setelah duduk-duduk cantik selama beberapa saat sambil menikmati angin sepoi-sepoi, aku lanjut jalan lagi, tujuan selanjutnya adalah kolam renang. Untuk mencapai kolam, aku harus turun lagi, dan turun lagi. Melewati lembah dan gunung macam ninja hatori gitu, haha. Eh, bener ninja hatori bukan sih yang melewati gunung dan lembah?
tangga menuju kayangan, eh kolam renang
seger kali ya renang sambil lihat yang ijo-ijo gitu
masih ada beberapa pembangunan, di samping kolam itu bahkan bentuknya masih kayak pager bambu
ini juga
Entah kenapa tapi hari itu aku demen banget minggir-minggir ke tepian, sampe disamperin salah satu petugas resto. Dikiranya aku ini lagi ada masalah, abis diputusin pacar, diphp-in, dan lain sebagainya sampai minggir-minggir gitu. Pada dasarnya tingkat kepedulian orang Indonesia itu memang tinggi ya? Jadi peduli banget kalo ada sesama yang keliatan lagi jalan-jalan sendiri gitu.
Tapi karena semua hal yang dituduhkan petugas tersebut nggak benar, aku ya responnya cuma ketawa sambil aku jelasin kalau aku memang sengaja kesini sendirian. Sekali lagi, sendirian. Dan alasan aku minggir-minggir bukan karena aku lagi ada masalah terus mau loncat, melainkan karena...
ini
Apa? Bunga? Serius? Ya serius dong, kalo liat bunga itu rasanya pengen jepret gitu, soalnya pernah jadi hobi, dan kalo liat bunga, hobinya jadi bersemi kembali. Nah, berhubung bunga-bunganya ada di pinggiran, ya akhirnya emma minggir dong biar bisa lebih deket motretnya. Dan berikut adalah potret-potret yang berhasil terabadikan sebelum aku disamperin petugas.
Lalu aku coba jadiin bunga sebagai pemanis pemandangan, biar manis kayak gula. Emma nggak bilang kayak aku kok, tenang ajaaa....
Cuaca mulai panas, bukan karena Emma takut item lantas beranjak, tapi memang makin panas cuy. Walau panas di sini nggak ada apa-apanya dibandingkan panasnya tengah kota, tapi tetap saja tidak ada salahnya untuk ngadem bukan?
Di dekat kolam renang ada kayak counter gitu, selain tempat pembelian tiket masuk ke kolam renang, juga bisa pesen makanan, dan satu lagi, buat nuker air mineral. Tadi di atas udah aku sebutin kalau tiket yang kita beli bisa dituker air mineral di dalem area Eling Bening.
tuh, pilihan makanannya banyak kan?
rejeki anak kos
Sambil makan kentang goreng, Emma juga sambil ngobrol-ngobrol sama petugas yang tadi sempet nyamperin tadi, bapak petugasnya sempet yang geleng-geleng gitu, katanya jarang ada yang ke sini sendirian, apalagi cewek. Makanya tadi disamperin, dikiranya kenapa-kenapa.
Dan waktupun berlalu.
Udah mulai siang menjelang sore sekitar jam dua, dan Emma memutuskan untuk pulang. Kenapa? Takut macet gaes soalnya mulai jam tiga sore itu udah mulai jam-jam rame, takut desek-desekan, cemen banget emang wkwkwkwkwk.
Lagipula, tujuan buat nyoba Bus Trans Jateng udah kesampean, dan bisa sekalian dateng ke tempat wisata. Kayak pepatah, sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui *tsaahhh #EmmaAnakCerdas
Setelah berpamitan dengan Bapak petugas yang tadi nyamperin aku gegara dikira mau terjun karena galau, Emma langsung capcuss.
Transportasi yang dipakai juga nggak beda jauh, cuma kali ini tinggal di balik aja, rutenya yang dibalik ya gaess, bukan mobilnya, apalagi busnya.
Jadi keluar dari Eling Bening kita turun, sampe pertigaan jangan lupa nyebrang dan naik Isuzu yang arah terminal Bawen. Sampai di terminal Bawen, ada Mas BRT Berkacamata itu lagi *eh semoga mas BRT berkacamata itu nggak baca artikel ini, amin.
Sampai di terminal Bawen ya naik Bus Trans Jateng dong sist, broh... cuma tiga rebu maratus rupiah, murah kan?
Dan pada akhirnya emma kembali ke kos dengan selamat, sentosa dan bahagia. Karena apa? Karena sudah nyobain Bus Trans Jateng, liat-liat pemandangan di Eling Bening, dan....
ah sudahlah, Emma takut mas BRTnya bersin-bersin gegara diomongin mulu wkwkwkwk.
Thank you for reading
See you on my next post
Xoxo
Emma Lensrich
Mbak, dari terminal ke pertigaan itu bayar berapa?
ReplyDeletewaktu itu emma bayar 3 ribu mbak, mungkin sekarang masih sama atau kalaupun tarifnya naik masih sekitaran 4 ribu, soalnya pengalaman ini udah setahun yg lalu, hehe. semoga membantu :)
DeleteMba kalo misal dari stasiun semarang poncol ke eling bening naek BRT turun dimana?
ReplyDeleteDari Poncol naik BRT Semarang ke Tawang mbak, abis itu naik Trans Jateng, turun di Stasiun Bawen, itu pemberhentian terakhir kok :)
DeleteMakasi mba 🙏😊
DeleteBus pariwisata bisa masuk ke parkiran lokasi ileng bening gak ya?
ReplyDeletekurang tau, soalnya dulu gak liat ada bus. parkiran depan lumayan luas itu dulu dipake buat motor, kalo mobil biasa parkir ke dalem.
Deletemungkin kalo bus parkirnya bisa di depan, tapi untuk informasi lebih detail mungkin bisa hubungi pihak eling bening langsung ya? :)